PROSES PEMBENTUKAN TANAH
Proses Pembentukan Horizon Argilik
Horison
penimbunan liat ditemukan pada tanah-tanah yang berkembang dari bahan induk
sedimen dan volkanik, pada beberapa regim kelembaban tanah (akuik,
perudik/udik, dan ustik). Proses pembentukan horison penimbunan liat yang
menghasilkan horison argilik meliputi proses dispersi liat di lapisan atas,
dilanjutkan dengan proses pemindahan liat oleh air dari lapisan atas
(eluviasi), dan pengendapannya di lapisan bawah (iluviasi). Banyak faktor yang
berpengaruh agar liat lebih mudah terdispersi dalam air, sehingga lebih mudah
dipindahkan. Demikian pula, banyak faktor yang berpengaruh terhadap proses
pemindahan dan pengendapan liat di lapisan bawah. Tiga tahap proses pembentukan
horison penimbunan liat, yang meliputi proses dispersi, pemindahan, dan
akumulasi liat, masing-masing memerlukan kondisi yang khusus. Sedangkan proses
pembentukan horison penimbunan liat yang tidak menghasilkan argilik apabila (1)
jumlah penimbunan liat tidak memenuhi argilik, meskipun ada selaput liat, (2)
jumlah penimbunan liat memenuhi argilik tapi tidak ada selaput liat, atau (3)
jumlah penimbunan liat tidak memenuhi argilik dan tidak ada selaput liat.
Dispersi Liat di Lapisan Atas
Dispersi
adalah proses terpencarnya partikel-partikel tanah di dalam suatu larutan.
Partikel-partikel tanah tersebut, yakni liat halus, liat kasar, debu halus,
debu kasar dan lainnya, pada mulanya terikat satu sama lain dengan bahan
perekat karbonat, seskuioksida (Al dan Fe), atau bahan organik, sehingga liat
sulit dipindahkan oleh air ke horison lain. Dispersi akan berjalan dengan baik,
bila air tersedia dalam jumlah cukup, dan kondisi memungkinkan terjadinya penghancuran
bahan-bahan perekatnya. Agar butir-butir tanah dapat terdispersi, maka bahan-bahan
perekat seperti karbonat (kapur), besi, dan bahan organik harus tercuci lebih
dulu dari permukaan tanah. Karbonat (dan bikarbonat) merupakan flokulan yang
kuat, sehingga dalam pembentukan Alfisol perlu dicuci lebih dulu, agar plasma
(liat) menjadi lebih mudah bergerak bersama dengan air perkolasi. Dengan
pencucian karbonat ini, tanah di lapisan atas menjadi lebih masam,
kadang-kadang sampai mencapai pH 4,5. Besi sebagai flokulan lain mengalami
pencucian dari lapisan atas, setelah karbonat dibebaskan. Pada tanah Ultisol,
pencucian basa -basa berjalan ekstensif dan sangat lanjut, sehingga tanah
bereaksi masam dan kejenuhan basa rendah sampai di lapisan bawah tanah (1,8 m
dari permukaan tanah). Di wilayah tropika basah, karena suhu yang cukup tinggi
(>22 0C) dan pencucian yang kuat dalam waktu yang cukup lama,
maka terjadilah pelapukan yang kuat terhadap mineral-mineral yang mudah lapuk.
Translokasi/proses pemindahan liat (eluviasi)
Proses
mobilisasi dan translokasi liat dipengaruhi, antara lain oleh jenis pori.
Biasanya air tidak tertahan dalam pori non kapiler, akan tetapi akan bergerak
masuk ke dalam bagian tanah yang memiliki pori kapiler. Jika horison bagian
bawah memiliki tekstur lebih kasar, maka air cenderung tertahan pada bagian
atas. Selanjutnya diuraikan pula bahwa bila elektrolit dalam larutan rendah,
maka liat dapat terdispersi. Rendahnya elektrolit dalam tanah dapat disebabkan
oleh pelapukan dan pencucian tanah yang terjadi secara kontinyu, atau
disebabkan oleh proses pemasaman lapisan permukaan tanah, akibat tercucinya
kation kalsium digantikan oleh hidrogen. Air merupakan medium utama dalam
proses pemindahan partikel tanah. Proses pemindahan liat berjalan lebih baik
pada tanah yang mengalami kering dan basah bergantian, dibanding dengan tanah yang
terus menerus kering atau terus menerus basah. Selain itu juga disebutkan bahwa
horison argilik terbentuk lebih baik pada tanah berlempung (loamy)
daripada tanah berpasir atau berliat. Kadar liat yang terlalu rendah pada tanah
berpasir kurang mendukung pembentukan horison argilik, sedang kadar liat yang
terlalu tinggi pada tanah berliat, menghambat pergerakan air dan proses
pemindahan liat. Pergerakan liat tersebut dapat terjadi dari satu horison ke
horison-horison lainnya, atau hanya pada satu horison saja. Kesamaan susunan
mineralogi dari liat halus antara horison eluviasi dan horison iluviasi ,
terlihat jelas. Sehingga kesamaan tersebut mendukung pendapat, bahwa liat
secara dominan berpindah dari bahan tanah di atas, dan bukan hasil dekomposisi
yang kemudian tersintesa membentuk partikel yang berukuran liat. Proses
pelarutan liat filosilikat dapat mengakibatkan kehilangan liat dalam tanah.
Kehilangan tersebut biasanya terjadi pada horison atas, dimana proses pelapukan
terjadi sangat intensif.
Pengendapan
di lapisan bawah
(iluviasi)
Pengendapan
(immobilisasi) liat dapat disebabkan oleh:
(1)
Air perkolasi tidak cukup banyak, sehingga tidak dapat meresap lebih jauh ke
dalam tanah
(2)
Butir-butir tanah yang mengembang dan menutup pori-pori tanah, sehingga air
perkolasi lambat bergerak.
(3) Penyaringan oleh pori-pori halus yang
tersumbat.
(4)
Flokulasi liat bermuatan negatif oleh besi oksida yang bermuatan positif di
horison Bt dan oleh kejenuhan basa yang
lebih tinggi.
Pada tanah masam, kation Al3+ memiliki
kemampuan yang kuat dalam memflokulasi liat. Mobilitas liat dapat dipengaruhi
oleh sejumlah faktor. Liat dapat bergerak, apabila bahan pengikat (seskuioksida
atau lainnya) terlarut lebih dahulu. Proses pembasahan tanah yang kering, dapat
memicu kerusakan fabrik tanah dan mendispersi liat. Dikatakan pula bahwa pada
tanah-tanah yang kering secara periodik, suspensi liat akan bergerak ke bagian
bawah, dan berhenti di bagian tanah yang kering dimana larutan tanah akan
diserap oleh butir-butir struktur tanah (ped). Selama penyerapan tersebut
permukaan ped berlaku sebagai filter, agar liat tidak masuk ke bagian dalam
ped. Dengan demikian, liat tersebut akan menyelaputi ped tanah, membentuk suatu
lapisan yang terorientasi dan dikenal dengan selaput liat (clay skin). Terjadinya
selaput liat berkaitan dengan akumulasi liat dalam bentuk koloid, selaput liat,
atau selaput tipis liat (clay film). Selaput tipis liat tersusun dari
kristal-kristal liat alumino-silikat iluviasi yang terorientasi, yang oleh
disebut dengan ”clay skin” dan ”illuviation argillan”
untuk mendeskripsi adanya alumino-silikat liat yang mengalami translokasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar